Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Sunday, December 11, 2011

komunikasi kelompok

Pendahuluan


Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian kita. Sejak kita lahir, kita sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang paling dekat yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan kemampuan intelektualitas, kita masuk dan terlibat dalam kelompok-kelompok sekunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan, dan kelompok sekunder lainnya yang sesuai dengan minat dan keterkaitan kita.
Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, seperti berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.
Ringkasnya kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.



Pengertian Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communication A Revision of Approaching Speech/ Comunication memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dai tiga atau lebih individu, guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeiharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
Ada empat elemen yang tercakup dalam definisi di atas yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam dalam interaksi, maksud dan tujuan yang dikehendaki, dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi angota lainnya.
Tatap muka yang dimaksud di atas mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat, mendengar satu sama lain, dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari setiap anggotanya.
Jumlah partisipan berkisar antara 3 sampai 20 orang. Bila melebihi 20 orang, memungkinkan kurangnya interaksi (meihat dan mendengar) dari setiap anggota kelompok.
Elemen yang ketiga bermaksud memberikan bebrapa identitas kelompok. Ide identitas kelompok bisa berupa menanamkan pengetahuan, pemeliharaan diri.
Dan elemen terakhir mempunyai maksud bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan satu sama lain dan maksud/ tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas.
Sedangkan menurut Prof. Onong Uchjana Efendy dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan sekelompok yang jumlahnya lebih dari dua orang.
Onong Uchjana juga membedakan komunikasi kelompok menjadi dua, yakni komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil merupakan komunikasi yang ditujukan pada daya pikir para komunikannya, dan berlangsung secara sirkular, seperti pada waktu kuliah, diskusi, seminar, dll. Sedangkan komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan pada hati (perasaan) para komunikannya. Prosesnya berlangsung secara linear. Seperti rapat raksasa di lapangan.




Komunikasi Kelompok dalam Perspektif Teoretis
Dalam kegiatan belajar 3 ini, kita mencoba memahami lima perspektif teoretis dalam konunikasi kelompok, yaitu teori perandingan sosial, teori perbandingan kelompok, teori pertukaran sosial, teori sosiometrik.
Teori perbandingan sosial memusatkan perhatiannya kepada tindak komunikasi dalam kelompok yang dilandasi oleh adanya kebutuhan- kebutuhan untuk membandingkan sikap, pendapat dan kemampuan yang dimiliki oleh para anggota kelompok lainnya.
Konsep kunci dari teori kepribadian kelompok adalah synergy, tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan kelompok.
Group achievement theory memiliki keterkaitan dengan prokdutivitas kelompok melalui member inputs, mediating variables dan group inputs. Prokdutivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan lewat konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan sebagai inputs variables mengarah pada struktur formal dan struktur peran sebagai mediating variables yang pada akhirnya menuju kepada prokdutvitas, semangat dan keterpaduan sebagai group achievement.
Landasan pemikiran dari teori pertukaran social adalah, seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang, karena suatu kelompok dipertimbangkan sebagai sebuah kumpulan dari hubungan antara dua partisipan.
Teori sosiometrik mengasumsikan, bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa mempunyai ketertarikan satu sama lain, akan lebih benyak melakukan tindak komunikasi. Sebaliknya individu-individu yang bertentangan (tidak mempunyai ketertarikan pribadi), hanya sedikit atau kurang dalam melaksanakan tindak komunikasi.

Beberapa Perspektif dalam Penelitian Komuikasi Kelompok
Teori-teori tentang komunikasi kelompok berangkat dari sejumlah penelitiannya yang dilakukan mulai dekade 40-an. Beberapa penelitian komunikasi kelompok terpenting yang kemudian hari memberikan warna/ ciri tersendiri bagi studi-studi tentang komunikasi kelompok, dilakukan oleh Muzafer Sherif. Solomon Asch, Kurt Lewin, Paul Lazarfeld, dan Bernard Berelson.
Sherif dengan studi eksperimen berhasil menunjukkan bahwa kelompok membentuk dan memiliki norma-norma tertentu yang berpengaruh pada norma individu anggotanya. Sementara eksperimen yang dilakukan oleh Asch kelompok yang bersifat longgar sekalipun dapat mempengaruhi penilaian pribadi anggotanya.
Penelitian Lewin mengenai pengaruh kelompok dalam pengambilan keputusan menunjukkan bahwa persoalan yang dikmukakan dan didiskusikan dalam kelompok, memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong pengambilan keputusan oleh para anggotanya. Dalam hal pembentukan sikap dan perilaku politik, Lazarfeld dan Berelson menemukan bahwa kelompok primer (keluarga, teman dekat, rekan kerja) sangat berpengaruh. Konsep yang mereka buat sebagai homogenitas politik dari kelompok primer ini bahkan berhasil menyangkal pemikiran yang sedang dominan pada waktu itu, bahwa media massa memainkan peran penting dalam pembentukan sikap dan perlaku politik.

Karakteristik Komunikasi Kelompok
Apapun fungsi yang disandangnya, kelompok baik primer maupun sekunder dalam keberadaannya memiliki karakteristik tertentu. Ada dua karakteristik, yaitu norma, dan peran.
Norma merupakan persetujuan tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya.
Sedangkan peran merupakan pola-pola perilaku yang ditangkap setiap anggota kelompok.

Fungsi Komunikasi Kelompok
Fungsi pertama hubungan sosial, bermaksud bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya, seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas informal.
Fungsi kedua pendidikan bermaksud bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.
Fungsi ketiga adalah fungsi persuasi, bermaksud bahwa dalam kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Fungsi keempat yaitu sebagai pemecah persoalan dan membuat keputusan- keputusan pemecahan masalah berkaitan dengan alternatif/ solusi yang belum diketahui sebelumnya.
Fungsi kelima adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Artinya dalam suasana yang mendukung setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya.

Tipe Kelompok
Kelompok Belajar (learning group)
Meskipun institusi pendidikan termasuk dalam learning group, namun ia bukan satu-satunya. Kelompok yang mengkhususkan kegiatannya pada peningkatan kemampuan dalam memberikan pertolongan misalnya, dapat digolongkan dalam kelompok belajar. Jadi apapun bentuknya tujuan dari leraning group adalah adalah meningkatkan pengetahuan/ kemampuan para anggotanya. Ciri yang menonjol dari learning group adalah adanya pertukaran informasi dua arah, masing- masing sebagai kontributor dan penyumbang.

Kelompok Pertumbuhan (growth Group)
Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya pada permasalahan pribadi dari anggotanya, seperti kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi. Dalam kelompok pertumbuhan tidak mempunyai tujuan kolektif yang nyata, dalam arti bahwa seluruh tujuan kelompok ditujukan kepada usaha untuk membantu para anggotanya, mengidentifikasikan dan mengarahkan mereka untuk peduli dengan persoalan pribadi yang mereka hadapi.

Kelompok Pemecah Masalah (problem-solving group)
Dalam operasionalnya kelompok pemecah masalah melibatkan dua aktivitas penting. Pertama pengumpulan informasi; bagaimana suatu kelompok sebelum membuat keputusan, berusaha mengumpulkan informasi yang penting dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kedua pembuatan keputusan berdasarkan hasil pengumpulan informasi.

Cara Pengambilan Keputusan dalam Kelompok
Kewenangan tanpa diskusi
Metode ini memiliki beberapa keuntungan yaitu cepat dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.



Pendapat ahli
Seorang anggota kelompok yang diberi predikat sebagai ahli dalam membuat keputusan. Metode ini dapat berjalan dengan baik apabila seorang yang dianggap ahli tadi benar-benar tidak diragukan kemampuannya.
Kewenangan setelah diskusi
Cara ini mempertimbangkan pendapat lebih dari anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain, pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan kelompok masih berpengaruh. Cara ini juga mempunyai kelemahan yaitu para aggota saling bersaing agar untuk mempengaruhi pengambilan keputusan agar pendapatnya itu dipertimbangkan.
Kesepakatan
Konsensus akan terjadi bila semua anggota kelompok setuju dengan keputusan yang diambil. Namun metode ini kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang relatif lama.

Kepemimpinan dalam Kelompok
Fungsi kepemimpinan
Menurut Burgoon, Heston dan McCroskey menjelaskan ada delapan fugsi kepemimpinan.
Dalam fungsi instalasi, seorang pemimpin perlu mengambil prakarsa untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, namun selain itu pemimpin juga memberi pengarahan atau menolak gagasan-gagasan dari anggota kelompok yang dinilai tidak layak. Karena pemimin mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keberadaan atau eksistensi kelompok yang dipimpinnya.
Fungsi keanggotaan, bahwa pimpinan merupakan salah seorang anggota kelompok. Perilaku tersebut dijalankannya dengan cara melibatkan dirinya dalam kelompok serta melakukan aktivitas yang menekankan kepada interaksi informal dengan anggota kelompok lainnya.
Fungsi perwakilan, bermaksud bahwa seorang pemimpin melindungi para anggotanya dari ancaman-ancaman pihak luar, dengan menjadi wakil atau juru bicara di hadapan kelompk lainnya.
Fungsi organisasi, menerangkan bahwa pemimpin mempunyai tanggung jawab terhadap persoalan tentang organisasional seperti struktur organisasi, kelancaran organisasi, dan lainnya
Fungsi integrasi, seorang pemimin perlu mempunyai kemampuan untuk memecahkan/ mengelola dengan baik konflik yang ada dan muncul di kelompoknya agar tercipta suasana yang kondusif yang dapat memberikan kepuasan terhadap anggota kelompoknya.
Fungsi internal, pemimpin memberikan sarana terhadap berlangsungnya petukaran informasi di antara para anggotanya dan mencari masukan-masukan terhadap program kerjanya.
Fungsi informasi, seorang pemimpin bertindak sebagai penyaring sekaligus manajer bagi informasi yang masuk dan keluar dari kelompok yang dipimpinnya, ini sebagai usaha untuk mengurangi terjadinya konflik dalam kelompok.
Fungsi imbalan, pemimpin melakukan evaluasi dan menyatakan setuju dan tidak setuju terhadap kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh anggota kelompoknya.

Gaya Kepemimpinan dalam Kelompok
Gaya authoritarian, seorang pemimpin adalah seorang pengendali. Kata-kata yang diucapkannya adalah hukum yang tidak dapat diubah. Biasanya meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang menggunakan gaya seperti ini kemungkinan terorganisasi dengan baik namun hubungan antar pribadi di antara anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistik.
Gaya birokratik, seorang pemimpin bertindak sebagai pengawas dan mengkoordinasikan aktivitas kelompok. Gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif sebab segala sesuatunya terorganisasi dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok yang bersikap apatis.
Gaya diplomatik, pemimpin melaksanakan kepemimpinannya agar menjadi pusat perhatian para anggota kelompoknya. Ia tidak terpaku satu aturan khusus dan karenanya lebih bebas untuk menggunakan stratregi-stratregi tertentu untuk memanipulasi orang lain. Dengan demikian pemimpin lebih terbuka dengan adanya saran dan umpan balik dari anggota kelompoknya.
Gaya demokratik, pemimpin mengharapkan dari anggotanya untuk berbagi tanggung jawab dan selalu mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimilikinya. Gaya seperti ini menghasilkan produktivitas dan kreativitas karena kepemimpinan ini mampu memaksimalkan kemampua yang dimiliki dari anggotanya.
Gaya group centre, tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan sumbangan dari anggota kelompoknya. Gaya ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.

Kesimpulan

Komunikasi kelompok merupakan komunkasi yang berlangsung antara komunikator dengan beberapa komunikan, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar.





Saran

























Daftar Pustaka

Sendjaja S. Djuarsa, Teori Komunikasi, Univ. Terbuka Jakarta, Jakarta: 1991
Uchjana Efendy, Onong Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti,
Bandung: 2003

No comments:

Post a Comment