Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Sunday, December 11, 2011

Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Manusia

Pendahuluan


Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau norma. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan demikian tidak luput dari falsafah pembangunan itu sendiri dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang harus dibayar mahal.

Batasan Masalah
Dalam makalah ini dibahas pengetian ilmu, pengetahuan, serta dijelaskan pula pengertian teknologi. Selain itu makalah ini juga menjelaskan dampak-dampak yang timbul dari ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap alam sekitarnya, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif.

Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengatahui penjelasan yang telah dipaparkan oleh penulis. Selain itu untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat dari peranan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi manusia. Terlepas dari semua itu agar kita sadar terhadap lingkungan sekitar kita yang semain memburuk.



Pembahasan Masalah


Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi
Ilmu sebagai produk, artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang diakui secara umum dan universal sifatnya. Dalam hal ini suatu ilmu harus dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak heran bila suatu saat akan ada teori baru yang mengganti teori yang sudah ada. Ilmu diperoleh dari suatu kegiatan yang disebut epistemologi. Epistemologi berarti bagaimana ilmu itu diperoleh. Ilmu diperoleh melalui proses penjabaran hipotesis dengan deduksi, verifikasi atau menguji kembali secara faktual.
Pengetahuan adalah pemikiran atau pemahaman tanpa kegiatan ilmiah, dapat bersifat dogmatis, banyak spekulasi, dan tidak terpijak pada kenyataan empiris.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya, yaitu: ontologi, epistemologi, aksiologi. Ontologi membicarakan tentang hakikat tentang sesuatu, dalam hal ini apa yang dibahas akan menjadi jelas. Epistemologi membahas bagaimana suatu hal itu diperoleh. Bila bersifat ilmiah, logis dan dapat dipertanggungjawabkan maka suatu ilmu (teori) itu diterima, begitu juga sebaliknya. Sedangkan aksiologi membicarakan fungsi ilmu (teori) itu. Perlu diketahui juga bahwa suatu teori akhirnya digantikan dengan yang baru karena seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Selanjutnya kita membahas teknologi. Selain ada ilmu dasar ada juga ilmu terapan. Tujuannya unruk membantu manusia dalam memecahkan masalah-masalah praktis sekalgus untuk memenuhi kebutuhan. Akhirnya ilmu terapan ini ditransformasikan menjadi bahan/ piranti yang teknik pengelolaannya mudah dimanfaatkan manusia dan diproduksi massal. Ilmu terapan inilah yang disebut teknologi.

Dampak Teknologi terhadap Kebutuhan Pokok Manusia
Dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ada yang positif dan negatif. Dalam hal pangan dampak positinya seperti digunakannya bioteknologi (misalnya hormone tumbuhan) untuk merangsang tumbuhnya daun, bunga, atau buah sehingga tumbuh lebij banyak. Dampak negatifnya seperti pemakian pestisida, ternyata tidak saja memberantas hama tanaman, tetapi juga juga dapat membunuh hewan ternak, dapat meracuni hasil panen, dan bahkan mracuni manusia sendiri.
Dalam hal sandang, seperti ditemukannya serat sintesis, seperti yang terbuat dari pokok-pokok kayu yang diproses secara kimiawi menjadi benang (rayon), dengan kemajuan teknologi dengan serat sintesis pembuat tekstil dapat dilakukan secara besar-besaran dalam waktu yang singkat. Dampak negatifnya bahan yang berupa plastik (polimer sintetis) bila menjadi sampah tidak dapat dihancurkan oleh bakteri- bakteri pembusuk. Sedangkan sampah plastik kalau dibakar menyebabklan menipisnya lapisan ozon, dan mengurangi tingkat kesuburan tanah.
Di bidang papan dampak positifnya seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia mampu membangun rumah dan gedung-gedung pencakar langit. Namun dampak negatifnya dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah banyak diterapkannya teknologi modern, yaitu teknologi yang berbasis mesin, manusia banyak yang tidak terpakai sehingga banyak terjadi pengangguran yang berimbas banyak terjadi kejahatan di mana-mana.
Dampak lain yang timbul, seperti manusia mampu menentukan jebis unsur-unsur yang diperlukan tanaman sehingga dapat memberikan pupuk yang tepat. Dampak yang sama juga terdapat pada penggunaan dalam pengelolaan minyak kelapa sawit, temperature tekanannya dapat meningkatkan hasil yang lebih tinggi diandingkan dengan secara tradisional.
Di sisi lain dampak negatif dari apa yan dipaparkan di atas seperti timbulnya pencemaran yang disebabkan akibat zat-zat radioaktif yang sangat beracun, baik pada tanah, air, dan udara. Dampa selanjutnya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi lambat laun tanpa kita sadari dapat mematikan imajinasi dan perasaan serta kejiwaan kita.

Ekonomi Pertanian dalam Era Perubahan Teknologi
Era perubahan teknologi yang sangat pesat sebenarnya telah dimulai pada peridoe 1960 dan 1970-an dan berlanjut sampai dekade 1980-an. Ilmu ekonomi pertanian memperoleh pelajaran sangat berharga dari proses perubahan peradaban, yang nyaris mengubah berbagai sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan teknologi pertanian tidak terlalu pesat pada dekade 1990-an dan awal abad 21 ini, kecuali rekayasa genetika dan bioteknologi yang menyisakan tantangan tersendiri bagi ekonomi pertanian.

Ketika ekonomi pertanian semakin memperoleh tempat di tengah masyarakat, maka perubahan teknologi berikut ini menandai kehidupan dunia pertanian dan peradaban manusia umumnya. Di antaranya adalah penemuan varietas unggul baru dalam komoditas pangan biji-bijian, penambahan zat hara tanah dalam bentuk pupuk buatan, penanggulangan hama dan penyakit tumbuhan dengan bahan kimia, pengaturan populasi tanaman, serta manajemen pengaturan air irigasi dan drainase, dan sebagainya. Era perubahan teknologi yang sangat pesat itulah yang kemudian dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau, karena memang ditujukan untuk meningkatkan produksi pertanian terutama bahan pangan, sebagai jawaban para ilmuwan lain terhadap ancaman kekurangan pangan dan kelaparan yang begitu mudah dijumpai di banyak tempat.
Revolusi Hijau telah mampu menyelamatkan manusia dan jenis peradabannya dari kepunahan atau kematian karena kelaparan, yang sekaligus memupus keraguan aliran pemikiran pesimisme ala Thomas Malthus dan pengikutnya. Lonjakan produksi pangan dan biji-bijian yang dihasilkan oleh teknologi baru dalam hal benih dan varietas unggul baru serta bahan kimia yang menjadi pupuk dan pestisida tercatat sampai pangan 4-5 kali lipat dari sebelumnya, sesuatu yang tidak pemah terbayangkan sebelumnya.
Para ekonom pertanian sering menyebutnya dengan teknologi biologis-kimiawi, yang sangat diandalkan pada lahan sempit dengan penduduk yang padat, sekaligus untuk membedakannya dengan teknologi mekanis yang mengandalkan mesin dan alat pertanian yang sangat memadai untuk areal luas dengan tenaga kerja yang terbatas.
Yujiro Hayami asal Jepang, adalah salah satu dari sedikit ekonom pertanian Asia yang sangat berperan dalam memajukan peradaban bangsa karena ketekunannya melakukan analisis tingkah lahu petani dalam keterkaitannya dengan perubahan teknologi ini. Cerita sukses Jepang, Taiwan, dan bahkan Indonesia dalam melesatkan produksi padi dan tanaman biji-bijian lain sangat berkaitan erat dengan pengembangan varietas unggul yang sangat responsif terhadap pupuk anorganik. Dukungan infrastruktur irigasi, jalan desa, ketersediaan faktor-faktor produksi teknis seperti pupuk, pestisida, dan benih itu sendiri juga sangat berperan. Kendala produksi karena keterbatasan lahan dapat diatasi dengan pengembangan teknologi biologis-kimiawi, yang lebih dikenal dengan Revolusi Hijau tersebut.
Dalam hal teknologi mekanis, ekonomi pertanian melihatnya sebagai suatu respons rasional karena kecilnya rasio lahan terhadap tenaga kerja, sebagaimana yang diadopsi di negara-negara dengan areal lahan sangat luas, seperti di Amerika Serikat, Eropa Barat, Rusia dan lain-lain. Aplikasi teknologi mekanis sering juga dianggap sebagai varian dari Revolusi Industri, yang telah berlangsung sejak abad 19, walaupun para ekonom pertanian belum terlalu sepakat tentang keterkaitannya dengan Revolusi Hijau atau revolusi di dunia pertanian tersebut.
Maksudnya, revolusi pertanian bukan sekadar penerapan atau adopsi metode-medote industrialisasi kepada proses produksi pertanian. Jika di industri proses mekanisasi merangsang terspesialisasinya tenaga kerja, di pertanian proses mekanisasi mengandung dimensi ruang dan waktu yang amat rumit. Keterpautan waktu antara pengolahan lahan, tanam, penanggulangan gulma, hama dan penyakit, panen dan sebagainya itu memang memerlukan mesin pertanian spesialis khusus. Pada sistem pertanian yang sangat mekanis, mobilitas dan spesialisasi seringkali mengakibatkan biaya investasi per tenaga kerja yang lebih tinggi dari pada di sektor industri. Hal itu berarti bahwa teradopsinya mekanisasi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian itu sendiri. Singkatnya, perkembangan proses mekanisasi pertanian memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi per tenaga kerja atau dalam hal ini untuk memperluas lahan produktif melalui proses ekstensifikasi pertanian.
Persoalan menjadi sedikit lebih rumit ketika dihadapkan pada pertanyaan apakah proses perubahan teknologi itu merupakan faktor eksogen dalam suatu sistem ekonomi di sini berarti pengembangan kedua jenis teknologi merupakan produk atau hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ataukah proses perubahan teknologi itu merupakan faktor endogen suatu sistem ekonomi. Dalam suatu sistem perekonomian yang dinamis, perubahan harga permintaan produk dan harga penawaran faktor produksi tidaklah dapat dipisahkan. Misalnya, ketika permintaan terhadap bahan makanan naik karena naiknya jumlah penduduk atau meningkatnya pendapatan per kapita, permintaan terhadap faktor produksi tersebut ikut naik secara proporsional.
Artinya, kenaikan permintaan tersebut mengakibatkan berubahnya harga relatif faktor-faktor produksi. Akibat berikutnya adalah bahwa tingkat pendapatan --termasuk distribusinya di kalangan para pemilik faktor produksi berubah sehingga hal tersebut kembali mempengaruhi permintaan secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip inilah yang menjadi cikal-bakal konsep keseimbangan umum dalam ekonomi, yang kelak berkembang sangat pesat sebagai salah satu analisis lebih komprehensif terhadap berbagai fenomena kehidupan manusia.






Kesimpulan

Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, dalam segala aspeknya. Namun tidak selamanya membawa dampak positif saja, dampak negatif pasti muncul. Oleh karena itu sebagai himbauan kepada semua pihak yang terkait di dalamnya agar tidak bebuat semena-mena.




























Daftar Pustaka

Soelaeman Munandar, Ilmu Sosial Dasar teori dan konsep ilmu sosial, Refika Utama, Bandung, 2006
Hidayati Nur Mawardi, IAD ISD IBD, Refika Utama Pustaka Setia, Bandung, 2007
Bustanul Arifin: Peran Ilmu Ekonomi Pertanian Dalam Pembangunan ...
Di sanalah, misalnya, dalam bidang produksi peran perubahan teknologi menjadi ... berikut ini menandai kehidupan dunia pertanian dan peradaban manusia umumnya . ... ilmu pengetahuan dan teknologi-- ataukah proses perubahan teknologi itu ...
tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/bustanul-arifin/biografi/04.shtml - 57k - Tembolok - Halaman sejenis

No comments:

Post a Comment