Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Sunday, December 11, 2011

Teknik Bertanya

Bertanya dalam proses pembelajaran memegang peranan yang penting. Pertanyaan merupakan salah satu rangsangan berfikir yang baik untuk pembelajaran. Ahli pendidikan banyak yang mengakui pentingnya bertanya dalam pembelajaran. Di katakan bahwa, pembelajaran dengan satu gambar, setara dengan seribu kata-kata, dan nilai satu pertanyaan setara dengan seribu gambar.

Ornstein (1990:275) menyatakan, pembelajaran yang baik ditandai oleh penggunaan bertanya yang baik, khususnya pembelajaran untuk kelompok anak yang besar jumlahnya. Bertanya yang baik dapat merangsang keingintahuan anak, menstimulasi imajinasi anak, dan memotivasi anak untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Pertanyaan dapat menantang anak untuk berfikir, membantu anak untuk mengklarifikasi konsep dan problem yang berhubungan dengan pelajaran.
Pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi jika cara menyajikannya tidak tepat (umpamanya tidak jelas dalam menyampaikannya), akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik pertanyaan harus pula dipahami dan dilatih, agar seseorang dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam prosesnya.
Teknik bertanya dalam suatu kegiatan itu sederhana saja, yang terpenting adalah kesadaran untuk tetap taat asas pada prinsip . Bahkan, tak ada salahnya bagi seorang untuk mengakui saja tidak tahu (atau berpura-pura tidak tahu) tentang suatu hal yang dipertanyakan oleh orang lain dan melemparkan kembali pertanyaan tersebut untuk dijawab oleh orang lainnya, demi memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan pendapat dan pengalaman mereka sendiri.
Ada beberapa hal yang lebih teknis lagi sebagai pedoman, bentuk-bentuk atau jenis pertanyaan yang paling sering digunakan dalam kegiatan selama ini, antara lain sebagai berikut :

1. Pertanyaan Ingatan
2. Pertanyaan Pengamatan
3. Pertanyaan Analitik (Urai Sebab-Akibat)
4. Pertanyaan Hipotetik (Memancing Praduga)
5. Pertanyaan Pembanding
6. Pertanyaan Proyektif (Mengungkap ke Depan)
7. Pertanyaan Tertutup (Menjurus ke Suatu Jawaban Tertentu).

Menurut Moedjiono, dkk (1996) memberikan rambu-rambu untuk menyusun pertanyaan, berikut adalah:

1. Bertanya hendaknya dinyatakan secara ringkas. Pertanyaan hendaknya sedemikian pendek sehingga seseorang dapat segera menangkap makna pertanyaan secara keseluruhan sementara itu juga merumuskan jawaban.
2. Bertanya hendaknya tidak mempunyai makna ganda (ambigius). Pemilihan kata dan penyusunan kalimat yang baik dan benar sangat penting untuk menjamin bahwa ide-ide yang terkandung dalam pertanyaan itu telah disampaikan secara tepat.
3. Bertanya hendaknya disesuaikan dengan umur dan pertumbuhan bahasa seseorang. Kesalahan yang sering dilakukan adalah menilai kemampuan orang lain terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk menaksir kemampuan seseorang perlu diperhatikan faktor usia, lingkungan kehidupan, kesiapan mental, serta banyaknya kesempatan memperoleh pengalaman dari lingkungannya.
4. Bertanya hendaknya mendorong meningkatkan kemampuan berpikir. Pertanyaan yang bersifat "drill" ditujukan untuk membantu seseorang dalam memperoleh kemampuan kecepatan bereaksi. Pertanyaan dengan tujuan drill saja belum cukup.
5. Hendaknya struktur kalimat tidak mengarah pemberian jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Seringkali seseorang terperosok ke dalam pengarahan jawaban dengan pertanyaan yang diajukan.
6. Pertanyaan yang diajukan hendaknya menghindarkan perolehan jawaban ya atau tidak. Pertanyaan yang menunjuk jawaban ya atau tidak, membuka peluang yang luas masuknya unsur menduga dalam jawaban. Kemungkinan jawaban ya atau tidak yang benar atau salah adalah 50 - 50.
7. Bertanyaan hendaknya hanya berkaitan dengan satu ide. Pertanyaan yang mengandung beberapa ide sukar ditangkap dan membingungkan. Biasanya bagian akhir pertanyaan tidak dapat ditangkap, sehingga memerlukan pengulangan. Pertanyaan yang dapat diingat hanya sebagian saja.
8. Pertanyaan hendaknya mencerminkan satu tujuan. Pertanyaan tidak ada artinya bila tidak memiliki tujuan tertentu yang harus diketemukan dengan pertanyaan tersebut.
9. Pertanyaan hendaknya tidak menggunakan bahasa sebagai yang terdapat dalam buku teks. Pengulangan kembali kata-kata dalam buku teks mendorong seseorang menghafal isi buku secara kata demi kata. Bahasa pertanyaan hendaknya bahasa non teks book.

No comments:

Post a Comment