Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Sunday, December 11, 2011

Definisi Struktur Sosial

Definisi Struktur Sosial
A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.

Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
 George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola
perilakunya.
 George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan
erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan
sehari-hari.
 William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena
adanya pengulangan pola perilaku undividu.
 Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara
posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang
memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu
hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok
atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran
indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan
kewajiban yang berbeda pula.


2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu
kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri.
Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka
ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh
dan berkembang di Indonesia.

Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.

3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka
bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya,
struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan
yo’a
perkembangan zaman.

C. Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.

2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

D. Bentuk Struktur Sosial
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.

1. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial
adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam
tingkatan-tingkatan.
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau
kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan
prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul
keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara
bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi
terbawah
.


Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup Adalah stratifikasi sosial yang tidak
memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
2. Stratifikasi Sosial terbuka Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya
mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada
masyarakat modern.

Bentuk-bentuk mobilitas sosial:
a. Mobilitas Sosial Horizontal
Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya
status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas.
b. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan
kedudukan individu.
Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:
• Vertikal naik
Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
• Vertikal turun
Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
c. Mobilitas antargenerasi
Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi
yang berbeda.
3. Stratifikasi Sosial Campuran, Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial
terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian
menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri
terhadap dua stratifikasi yang ia anut.




Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi:
a. Dasar ekonomi
Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:
1. Golongan Atas
Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.
2. Golongan Menengah
Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.;
3. Golongan Bawah
Terdiri dari buruh tani dan budak.

b. Dasar pendidikan
Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-
turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.
c. Dasar kekuasaan
Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau
kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau
kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang
paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam
dunia politik.

Dampak adanya stratifikasi sosial:
a. Dampak Positif
Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu
semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian
mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.
b. Dampak Negatif
Dapat menimbulkan kesenjangan sosial


E. Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:
a. Diferensiasi ras
Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.
b. Diferensiasi suku bangsa
Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.
c. Diferensiasi klen
Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:
a. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.
b. Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak.
d. Diferensiasi agama
Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi profesi
Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis
pekerjaannya.
f. Diferensiasi jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.


F. SISTEM SOSIAL
Memahami sistem sosial ialah proses belajar mengenali, menganalisis dan mempertimbangkan eksistensi dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam berbagai ranah kehidupan manusia. Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk sosial dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika kita mengamati suatu fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang mencerna realitas kehidupan yang membawakan kondisi sistem masyarakat tertentu yang sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali berbenturan dengan sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai, ukuran, kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antarsistem. Oleh karenanya, fenomena sosial pada hakikatnya adalah proses dialog, transaksi dan negosiasi sejumlah sistem sosial pada konteks waktu dan tempat tertentu.Internet memang fenomenal. Teknologi yang mulai dikenal di tanah air di era 90-an ini telah terbukti sebagai satu-satunya medium global yang paling fleksibel. Internet dengan mudah mampu mengintegrasikan berbagai bentuk media massa konvensional, baik media cetak, audio visual bahkan kebiasaan lisan sekalipun.
Namun demikian seperti kita pahami, setiap hal baru yang masuk ke masyarakat pasti membawa dampak atau perubahan sosial. Tak terkecuali dengan internet. Keberadaannya di tanah air telah memberikan banyak implikasi di berbagai sektor kehidupan.
Kebiasaan manusia yang gemar ber-relationship, misalnya. Adanya internet sedikit demi sedikit telah menggeser kebiasaan komunikasi secara face to face. Kehadiran fasilitas chatting, e-mail, milis, maupun layanan komunitas sejenis, diakui membawa manfaat dari sisi efektivitas waktu dan efisiensi biaya. Untuk berkomunikasi secara personal maupun massal, seorang pengguna internet tak perlu repot, cukup melakukannya di depan komputer atau menggunakan gadget. Bahkan dengan adanya Internet telah memungkinkan seseorang untuk melakukan pekerjaannya di rumah, tanpa harus berada di kantor.

Pengaruh Media Internet Terhadap Tali Silaturrahmi Fakultas Dakwah Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya

Internet juga berdampak terhadap sektor ekonomi dan bisnis. Kehadiran e-commerce yang terus berkembang lambat laun akan merubah kebiasaan bertransaksi sebagian masyarakat kita. Para produsen maupun konsumen akan terbiasa menjual maupun membeli produk dan jasa secara online ketimbang melangkahkan kaki ke outlet penjualan. Ruang dan waktu bukan lagi menjadi kendala. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan kalangan bisnis asing untuk menjalin kerjasama atau ingin mengakses pasar mancanegara.
Di bidang pendidikan, introduksi internet juga membawa perubahan. Sebelum adanya internet, masyarakat Indonesia terutama kalangan akademisi sungguh tidak mudah untuk mencari sumber informasi. Kendati berbagai buku maupun jurnal banyak terdapat di perpustakaan konvensional, namun belum tentu sesuai kebutuhan. Kehadiran internet telah mempermudah seseorang untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan, dimanapun itu (nasional dan mancanegara). Proses distance learning atau kelas jauh yang beberapa waktu lalu mungkin dianggap mustahil, kini sangat memungkinkan dilakukan.
Berbagai implikasi di atas hanyalah contoh. Masih banyak lagi perubahan sosial maupun budaya yang terjadi di sektor lain sebagai dampak teknologi internet. Seperti layanan satu atap dalam E-Government, ataupun trend Blog saat ini yang telah serta merta merubah kebiasaan seseorang dalam menulis agenda harian. Bila sebelumnya cenderung bersifat privat, hanya bisa diketahui pribadi, namun kini justru sebagian masyarakat menjadi tidak sungkan untuk mempublish diary-nya ke publik.
Seperti dua sisi mata uang, setiap hal baru tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitupun dengan internet. Kehadiran internet diakui telah membawa banyak manfaat, namun berbagai ketakutan atas dampak negatif teknologi ini tetap tak bisa kita pungkiri. Internet pun ternyata mengancam kebiasaan bersosialisasi maupun silaturahmi yang menjadi kultur bangsa kita. Kendati para user terlibat silaturahmi secara maya, namun tetap saja kesan hidup individualistis sulit dihindari, karena generasi internet akan lebih banyak menghabiskan waktunya menjelajahi dunia maya.
Belum lagi ancaman kejahatan internet atau kerap disebut CyberCrime yang terus membayangi. Perilaku carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagai kejahatan lain bukan tidak mungkin akan semakin meningkat, apalagi bila tidak ditunjang dengan penegakan hukum.
Namun kita tidak bisa mundur atau mencegah kehadiran internet. Teknologi ini tentunya akan semakin berkembang dan lambat laun akan menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari dan mutlak dimiliki. Kuncinya kini tentu berada di masyarakat pengguna internet sendiri. Apakah ingin meraup manfaat sebanyak-banyaknya dari teknologi ini, atau justru memilih terjebak dalam hal-hal yang negatif ? Semuanya tergantung pilihan anda sebagai aksesor.

No comments:

Post a Comment