Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Sunday, December 11, 2011

Public Relation, Peran dan Posisi PR

Penilaian public relation terhadap sikap public :
• Pengumpulan Fakta
• Perumusan Masalah
• Perencanaan dan Pemrograman
• Aksi dan Komunikasi
• Evaluasi



Perbedaan antara MPR dan CSR :
a. CPR : PR yang berhubungan sama kebijakan atau kondisi perusahaan secara global, misal ke stockholder (pemegang saham, karyawan dll), masyarakat & pemerintah.
b. MPR : PR yang berhubungan sama kegiatan marketing itu sendiri (program, kebijakan, promo dll), misal ke customer, supplier, colleague dll.

Hubungan antara MPR dengan CPR :
• Posisi kehumasan dalam kegiatan marketing. Dengan munculnya MPR membuat para pelaku marketing menyadari akan arti penting dukungan komunikasi, yang menjadi unsur pokok dalam kegiatan hubungan masyarakat. Atau dalam arti kata lain, komunikasi dan informasi diperlukan untuk berhubungan dengan publik atau dalam pengertian marketing, yaitu konsumen. Konsumen tidak lagi dapat dipengaruhi hanya dengan periklanan atau kegiatan promosi. Dalam hal ini diperlukan sesuatu yang dapat “mendorong dan menarik” dalam setiap kegiatan marketing.
• Pakar manajemen Philip Kotler mengemukakan perlunya unsur public relations dalam kegiatan marketing. Gagasan marketing mix yang diperkenalkan Kotler sudah tidak asing lagi di dunia marketing dan manajemen secara umum. Gagasan ini terdiri dari unsur 4-P, yang kemudian setelah melihat perkembangan marketing dalam rangka gejolak persaingan di berbagai negara di dunia, dia menambahkan gagasannya itu dengan dua unsur lagi, yaitu power dan PR sehingga menjadi 6-P, dan dikenal dengan Mega marketing.

Peran dan posisi PR dalam menentukan objective perusahaan adalah :
• Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building (membangun citra) sebagai model komunikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat dan Ardianto: Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna.
• PR adalah fungsi manajemen untuk membantu menegakkan dan memelihara aturan bersama dalam komunikasi, demi terciptanya saling pengertian dan kerjasama antara lembaga/perusahaan dengan publiknya, membantu manajemen dan menanggapi pendapat publiknya, mengatur dan menekankan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen dalam mengikuti, memonitor, bertindak sebagai suatu sistem tanda bahaya untuk membantu manajemen berjaga-jaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan buruk, serta menggunakan penelitian dan teknik-teknik komunikasi yang efektif dan persuasif untuk mencapai semua itu.

Departemen public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu : tindakan dan komunikasi, sebagai upaya respon cepat perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi saat itu, antara lain:
a. Memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi produk yang bersangkutan hingga diketahui secara pasti diwilayah pemasaran mana saja terdapat penyebaran produk yang rusak/beracun/berbahaya itu terjadi (walaupun akhirnya diketahui wilayah penyebaran produk yang rusak/beracun/berbahaya tersebut hanya terjadi di satu tempat saja).
b. Menghentikan kegiatan produksi kapsul Tylenol, dan menghentikan pula iklan produk tersebut di media massa.
c. Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan POM (pengawas obat dan makanan).
d. Menarik seluruh produk yang bersangkutan dari peredaran tanpa terkecuali, di seluruh Negara dan wilayah konsumen, untuk kemudian dilakukan pemusnahan missal.
e. Merancang dan memproduksi kemasan produk yang baru, dimana tahan terhadap bocor dan tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
f. Mengembalikan produk yang bersangkutan dengan kemasan baru ke pasaran.
g. Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih baik.

Strategi komunikasi (communication strategy) harus pula menukung program aksi / tindakan (action program), dimana meliputi serangkaian tindakan antara lain:
• Memberi-tahukan kepada khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal mengenai tindakan apa yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan.
• Membujuk khalayak sasaran untuk dapat menerima dan mendukung tindakan yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan.
• Mendorong khalayak sasaran yang sudah memiliki sikap mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan.

No comments:

Post a Comment