Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Saturday, December 10, 2011

contoh proposal penelitian kuantitatif

PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP MEMORI DAN KOMUNIKASI ANAK AUTISTIK PADA TERAPI AUTISME DI SLB GELURAN TAMAN-SIDOARJO.

A. LATAR BELAKANG
Istilah autisme sudah cukup populer dikalangan masyarakat, karena banyak media massa dan elektronik yang mencoba untuk mengupasnya secara mendalam. Autisme yang menurut istilah ilmiah Kedokteran, Psikiatri, dan Psikologi termasuk dalam gangguan pervasive (pervasive developmental disorders), dimana secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan berbahasa seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan, baik para pendidik, orang tua maupun oleh dokter dan psikiater.

Meskipun penelitian mengenai autisme telah dilakukan sejak 60 tahun yang lalu, akan tetapi fenomena autisme ini masih perlu mendapat perhatian dan tetap menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, hal ini disebabkan oleh tingkat kompleksitas gangguan autisme yang begitu rumit. Kompleksitas gangguan autisme ini dibuktikan oleh komentar-komentar para ahli yang meneliti masalah ini, seperti yang diungkapkan oleh Frith menyimpulkan bahwa usahanya untuk menjelaskan autisme secara sederhana justru mengarahkannya pada fakta fakta yang lebih kompleks : “The enigma of autism will continue to resist explanation”. Disisi lain menurut hasil penelitian yang ada tingkat prevalensi dari autisme ini diperkirakan empat sampai lima per 10.000 anak mengalami gangguan autism. Beberapa penelitian yang menggunakan definisi lebih luas dari autisme memperkirakan 10 sampai 11 dari 10.000 anak mengalami gangguan autisme.
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang berat yang antara lain dapat mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang. Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis dari masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi, dan perhatian. Kelainan ini dapat menghambat, memperlambat, atau mengganggu sinyal dari mata, telinga, dan organ sensori yang lain. Hali ini umumnya memperlemah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, mungkin pada aktivitas sosial atau penggunaan keterampilan komunikasi seperti bicara, kemampuan imajinasi dan menarik kesimpulan. Sehingga kelainan ini mengakibatkan gangguan atau keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Autisme merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas, keasyukan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.
Gangguan autisme mengakibatkan anak-anak dengan gangguan ASD ini tertinggal dengan anak-anak yang lain dalam memahami dan menerima stimulasi atau materi yang diberikan oleh guru disekolah, ini diakibatkan oleh ketidak mampuan anak-anak dengan gangguan ASD ini dalam memusatkan perhatian dan memfokuskan konsentrasi terhadap stimulasi yang diberikan, padahal perhatian dan konsentrasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam proses penyimpanan informasi kedalam ingatan jangka panjang. Pemindahan atau transfer informasi dari ingatan indera (ingatan sensori) menuju pada ingatan jangka pendek yang selanjutnya akan ditransfer ke-ingatan jangka panjang sangat dipengaruhi oleh konsentrasi.
Salah satu bentuk terapi yang digunakan saat ini adalah terapi musik, karena selain musik dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, musik juga diketahui dapat mempengaruhi proses kognitif. Anak akan memperhatikan suatu informasi dan menyimpannya dalam memori jika suasana diluar menyenangkan yang membuat ia berminat dan otaknya terangsang untuk menyimpan informasi tersebut. Menurutnya ada tiga hal yang mempengaruhi perhatian, yaitu kekuatan dari luar, macam informasi dan kemauan.
Penggunaan musik dalam belajar bukanlah hal baru, musik dalam jenis tertentu diketahui dapat merangsang otak, otak kita menjadi terbuka dan reseptif pada informasi. Musik mengurangi stres, meredakan ketegangan, meningkatkan energi dan memperbesar daya ingat, karenanya musik dapat menjadikan orang cerdas. Musik menjadikan suasana lebih tenang dan menyenangkan sehingga otak menjadi terbuka untuk menerima informasi.
Musik merupakan suara buatan yang akrab ditelinga manusia. Musik bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan pribadi kita, karena musik sanggup membuat manusia terharu, gembira, takut, gelisah, bahkan geli. Musik tertentu dapat meredam stres dan depresi. Ketika musik dinikmati emosi akan naik dan orang akan menjadi sensitif .
Dalam penelitian ini peneliti memilih musik klasik karya Mozart sebagai treatment yang akan membedakan pemberian perlakuan antara kelompok control dan kelompok eksperimen. Musik karya Mozar memiliki kemurnian dan kesederhanaan. Irama, melodi dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik Mozart mampu merangsang dan memberi daya kepada daerah- daerah kreatif dan motivatif dalam otak.

B. RUMUSAN MASALAH
Dengan merujuk pada latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah. Apakah penggunaan musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap memori dan komunikasi anak autistik?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan musik klasik (Mozart) terhadap memori anak autistik.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
a. Memperoleh pengetahuan tentang pengaruh musik klasik (Mozart) terhadap memori anak autistik.
b. Menambah pengetahuan dibidang Komunikasi dan Psikologi Pendidikan akan pentingnya penggunaan musik klasik (Mozart) pada memori anak autistik.
2. Secara praktis
a. Memberi masukan metode baru dalam dunia belajar dan mengajar khususnya pada aspek kognitif yang selalu digunakan dalam setiap melakukan aktifitas.
b. Memberikan masukan bagi dunia pendidikan, orang tua, lembaga, atau instansi yang terkait akan penggunaan musik klasik pada memori anak autistik.

E. KERANGKA TEORITIS
1. Gangguan Autisme
a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial timbal balik
b. Gangguan kualitatif dalam komunikasi
c. Penggunaan bahasa yang stereotip, repetitif atau sulit dimengerti
d. Gangguan disintegratif Masa Kanak-Kanak
e. Gangguan Pada Cerebellum (Otak Kecil)Faktor Penyebab Autisme
2. Faktor Penyebab Autisme
3. Memori
a. Tahap-tahap memori
b. Jenis-jenis memori
c. Memori anak normal dan autis
4. Komunikasi
a. Bentuk komunikasi dengan dan antar anak autis
b. Bahasa sebagai alat komunikasi
c. Musik sebagai pendukung komunikasi anak autis
5. Hubungan musik klasik (Mozart) dengan memori dan komunikasi.

F. HIPOTESA PENELITIAN
Berdasarkan asumsi-asumsi dan kajian teoretik diatas, diajukan hipotesis bahwa ada pengaruh penggunaan musik klasik terhadap memori anak Autistik.

G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Judul “Pengaruh penggunaan musik klasik (Mozart) terhadap memori dan komunikasi anak autistik pada Terapi autisme di SLB Geluran Taman-Sidoarjo.”
2. Variabel bebas :
a. Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
b. Musik bersumber dari katamuse, kata muse. Muse yang kemudian diambil alih kedalam bahasa Inggris jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk renungan. Menurut mitologi Yunani, sembilan saudara perempuan”muse” yang kemudian melahirkan lagu, puisi, seni dan pengetahuan lahir dari perkawinan Dewa Zeus dan Dewi Ingatan. Jadi musik adalah putra kasih sayang yang keindahan, kemegahan, dan kekuatannya memiliki hubungan langsung dengan dunia para dewa. Musik lahir dari kecintaan manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan pengalaman hidupnya.
c. Musik klasik memiliki perangkat musik yang beraneka ragam, sehingga didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas. Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada variasi bunyi musik yang lainnya. Karenanya musik klasik menyediakan variasi stimulasi yang sedemikian luasnya bagi pedengar. Musik-musik Mozart memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama, melodi, dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik Mozart merangsang dan memberi daya pada daerah-daerha kreatif dan motivasi dalam otak. Musik Mozart memberi rasa nyaman tidak saja ditelinga tetapi juga bagi jiwa manakalah mendengarnya. Mendengar musik Mozart serasa ada keajaiban yang menyertainya. Musik klasik Mozart sesuai dengan pola sel otak manusia. Karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut sampai keras, dari lambat sampai cepat.
Jadi, pengaruh musik klasik (Mozart) dapat diartikan sebagai suatu daya yang timbul dari perangkat musik yang beraneka ragam, sehingga didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas. Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada variasi bunyi musik yang lainnya.
3. Variabel terikat :
a. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang berat yang antara lain dapat mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis dari masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi, dan perhatian. Kelainan ini dapat menghambat, memperlambat, atau mengganggu sinyal dari mata, telinga, dan organ sensori yang lain. Hal ini umumnya memperlemah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, mungkin pada aktivitas sosial atau penggunaan keterampilan komunikasi seperti bicara, kemampuan imajinasi dan menarik kesimpulan. Sehingga kelainan ini mengakibatkan gangguan atau keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autisme merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas, keasyukan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.
b. Memori atau diartikan sebagai kemampuan menyimpan dan mendapatkan informasi setelah pikiran manusia mendapatkan pengalaman. Memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang didalamnya individu menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Oleh karena itu Para ahli Psikologi berpendapat bahwa memori inilah yang memberikan kepada manusia rasa kesatuan yang menjadi tempat setiap pendapat tentang manusia, karena pada saat itu manusia berpikir tentang apa artinya manusia. Semua aktivitas manusia tidak akan terlepas dari penggunaan aspek kognitif ini, Ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari.
Dengan demikian, anak autis dapat diartikan dengan seorang anak yang memiliki gangguan perkembangan yang berat yang antara lain dapat mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Dan mereka memiliki banyak kelemahan dalam memori maupun untuk berkomunikasi.
Terapi musik adalah perlakuan yang diberikan dengan menerapkan prinsip penyesuaian irama dan melodi-melodi tertentu, menggunakan kata-kata yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan dikombinasikan dengan stimulus visual yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak.
Musik gamelan adalah musik gamelan yang terdapat pada kaset Klenengan ACD-014 dan ACD-085 (Lokananta Recording) yang diputar selama 3 hari dengan intensitas suara berkisar antara 65-75 db.
Keterampilan berbahasa adalah keterampilan anak untuk mengidentifikasi dan atau melabel benda-benda konkrit yang ada disekitarnya melalui bicara dan atau menunjuk pada benda yang dimakasudkan untuk menyebutkan pemahaman anak. Keterampilan berbahasa ini diungkap melalui observasi tehadap anak dan tes dengan menggunakan kartu bergambar (flash card).
Tingkat ketenangan emosi merupakan pola reaksi emosi umum bayi yang bersifat stabil karena ia merasakan senang dan nyaman terhadap stimulasi lingkungan.

H. METODE PENELITIAN
1. Identifikasi Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
a. Dependent Variable disimbulkan dengan (Y) Memori
b. Independent Variable disimbulkan dengan (X) Musik Klasik (Mozart)
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Memori : Kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Pengukuran ingatan dapat dilakukan dengan cararecall, yaitu subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap. Kecepatan pengulangan merupakan alat ukur yang akurat atas rentang ingatan. Kemampuan me-recall kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar ini diungkap melalui observasi dan tes dengan menggunakan kartu bergambar (flash cards).
b. Musik Klasik : Adalah musik yang memiliki nilai seni dan ilmiahnya tinggi, berkadar keindahan dan tak luntur sepanjang masa.

3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive Sampling. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak autistik dengan ciri-ciri:
a. Berusia antara 4-6 tahun
b. Sudah lebih dari satu tahun berada di SLB Geluran dan belum ada perkembangan yang berarti pada aspek akademik (pemilihan subjek berdasar pada lamanya terapi dan tidak adanya perkembangan yang berarti, dilakukan untuk melakukan kontrol terhadap variabel IQ yang dapat mempengaruhi validitas hasil penelitian).
c. Belum konsisten mengidentifikasi dengan acak (hanya mampu mengidentifikasi kartu bergambar dengan menggunakan distraksi).
d. Terdaftar di SLB Geluran.

4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi, indikator yang digunakan dalam observasi ini adalah kecepatan dalam mengidentifikasi kartu bergambar yang digunakan sebagai stimulasi untuk mengetahui kemampuanr ecall anak autistik.
b. Tes, tes dilakukan dengan cara memberikan kartu bergambar pada anak untuk memancing respon anak. Indikator yang digunakan adalah kemampuan anak dalam mengidentifikasi kartu bergambar yang diberikan.
c. Wawancara mendalam, wawancara ini dilakukan terhadap para terapis dan orang tua subjek untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak dalam mengingat kembali materi yang telah diberikan.

5. Teknik Analisis Data
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sangat kecil, maka pengujian hipotesisnya menggunakan teknik analisis data non-parametrik, yaitu Tes U-Mann Whitney. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 11,5.

No comments:

Post a Comment