Read Me...!!!

Selamat Datang Bagi Pengunjung Blog Kita Bersama, Semoga Apa Yang Anda Baca Bermafaat Dan Jangan Lupa untuk Menjadi Follower dan Kenalan Dengan ADMIN Blog Ini yaaa...!!! ^_^

Saturday, December 10, 2011

pengantar sosiologi

BAB I
PENDAHULUAN


Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu,akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lain. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan,misalnya, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertical.
Bahkan pada zaman kuno dahulu,filosof Ariestoteles (Yunani) mengatakan di dalam Negara terdapat tiga unsur ,yaitu yang kaya sekali,yang melarat,dan yang berada di tengah-tengahnya. Ucapan demikian sedikit banyak membuktikan bahwa di zaman itu, dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan betingkat-tingkat dari bawah ke atas, oleh karena itu kita akan membahas lebih dalam lapisan masyarakat dalam makalah ini.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi Stratifikasi Sosial
Sistem lapisan dalam masyarakat, dalam sosiologi dikenal dengan Sosial Stratifikation. Kata Statifikation berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan).
Definisi Stratifikasi sosial atau lapisan masyarakat antara lain dikemukakan oleh:
 Pitrim A. Sorokin
Pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat(hirearkis). Perwujudanya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan dibawahya. Setiap lapisan tersebut, disebut Strata Sosial.
 PJ Bouman
Menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan, istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Namun dapat pula dikatakann bahwa Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu dalam suatu sistem sosial tertentu dalam lapisan hirearkis menurut dimensi kekuasaan privilese, dan prestise.

B. Terjadinya Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono soekanto, adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Yang menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah:
 Kepandaian
 Tingkat umur
 Sifat keaslian keanggotaan kerabat sseorang kepada mayarkat
 Harta dalam batas-batas tertentu
Ada pula sistem lapisan masyarakat yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suau tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan denagn pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintah, perusahaan,partai politik, angkatan bersenjata atau perkumpulan. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam sistem lapisan.
Unsur mempunyai sifat yang lain dari uang, tanah, benda-benda ekonomis, ilmu pengetahuan atau kehormatan. Uang, tanah, dan sebagainya dapat terbagi secara bebas diantara para anggota suatu masyarakat tanpa merusak keutuhan masyarakat itu. Akan teetapi, apabila suatu masyarakat hendak hidup dengan teratur, maka kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi dengan teratur pula. Sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara vertical dan horizontal. Apabila kekuasaan da wewenang tidak dibagi secara teratur, maka kemungkinan besar sekali akan terjadi peertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan masyarakat.
Stratifikasi terjadi dengan makin meluasnya masyarakat, dengan makin terjadinya pembagian pekerjaan. Jadi masyarakat modern akan memperlihatkan kecenderungan menuju ke stratifikasi yang lebih banyak lagi, karena dasar dari stratifikasi ialah pembagian pekerjaan, yaitu spesialisasi dan diversifikasi pekerjaan.

C. Sifat Sistem Stratifikasi Sosial
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat berifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification).
Sistem lapisan yang besifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain. Baik yang merupakan gerak keatas atau kebawah. Didalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam mayarakat adalah kelahiran.
Sedangkan sistem lapisan terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas kelapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota msyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari ada sistem yang tertutup.


D. Dasar Lapisan Masyarakat
Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan, tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan. Ukuran atau kreteria yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat kedalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipaikainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
2. Ukuran Kekuatan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.

3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

4. Ukurann Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapii ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal.

E. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsure-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal-balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu-individu tersebut.
1) Kedudukan(status)
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarkatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seeorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian seeorang dikatakan mempunyai bebeapa kedudukan, oleh karena seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh kerena seseorang biasanya ikut serta dalam pelbagi pola-pola kehiduupan. Pengertian tersebut menunjikan tempatnya sehubungan denagn kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak da kewajiban. Oleh karena hak dan kewajiban hanya dapat terlaksana melalui perantara individu maka agak sukar untuk memisahkannya secara tegas dan kaku.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
a. Ascribed status : kedudukaan seseoranng dalam masyarkat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Dapat dikatakan ialah jenis status yang diperoleh berdasarkan wewenang atas kekuasaan resmi atau yang dinyatakan
b. Achieved status : kedudukan seseorang yang dicapai oleh seseorang dengan uusaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperooleh atas dasra kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Dalam arti lain merupakan status yang dicapai seseorang oleh kerena ia memenuhi beberapa syarat untuk menikmati status tertentu berdasarkan keberhasilanya.

2) Peranan (role)
Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila sesseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibanya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Suau peranan mencakup paling sedikit tiga hal, yaitu :
a. Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian Peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.


F. Faktor-faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial
Ada beberapa factor yang dapat dianggap sebagai pembentuk stratifiasi sosial. Diantaranya:
 Faktor Sex
Sex adalah kategori sosial yang diperoleh manusia sujak lahir, karena tidak ada orang yang menciptakan jenis kelaminya sendiri, perbedaan antara priia dan wanita adakalanya terlampau jauhh, beberapa orang cenderung lebih mengharapkan mempunyai anak laki-laki, entah karena apa tapi hal itu menunjukan bahwa pria lebih berpengaruh.
 Faktor Ekonomi
Factor inilah yang terbesar dan memegang peran penting dalam stratifikasi sosial, kebanyakan orang lebih suka bergaul dengan orang yang berekonomi mapan, dalam artian mereka yang terletak di jajaran atas papan stratifikasi dalam hal ekonomi. Kebanyakan mereka yang perfect dalam pendapatan dan profesi, orang yang perfect akan mendapatkan nice status dari masyarakat di sekitarnya, orang disekitarnya akan menjadikan mereka sebagai pembanding itulah akhirnya muncul pengklasifikasian dalam masyarakat . mereka akan melihat dan mulai mencari apa saja hal-hal mengenai orang itu, ada kalanya jika mereka menemukan kejanggalan dalam diri orang itu maka akan menjadi suatu amunisi untuk menjatuhkan orang itu, sehingga akhirnya muncullah kompetisi diantara mereka yang ada yang sehat dan tak jarang ada yang tak sehat
 Faktor Pendidikan
Faktor ini juga memegang peranan terciptanya stratifikasi sosial, masyarakat cenderung masih menganggap orang berpendidikan tinggi lebih unggul dari mereka yang berpendidikan rendah. Tak dapat dipungkiri pendidikan adalah hal utama dalamm masyarakat, bahkan dalam hal pekerjaan, masih ada pengklasifikasian pada jabatan menurut pendidikan. Orang berpendidikan tinggi cenderung menjabat pada jabatan yang strategis. Sehingga akhirnya timbullah tingkatan yang berujung pada munculnya stratifikasi sosial.
 Faktor suku bangsa
Indonesia memiliki dan kaya akan beragam suku bangsa, semua berbeda beda dan memiliki dasar budaya sendiri sendiri, hal inilah yang menjadikan suku bangsa sebagai salah satu factor stratifikasi sosial, suku bangsa juga merupakan factor yang di dalamnya terkandung unsur-unsur stratifikasi sosial paling banyak, masyarakat Indonesia yang bermacam suku bangsa tak dapat dipungkiri masih memiliki rasa kebanggaan akan suku bangsa mereka sendiri walau jarang yang mengungkapan secara terang terangan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan pertikaian antar golongan, bahkan dalam mengambil keputusan masih ditemukan adanya keberpihakan kepada golongan suku bangsa.


G. Beberapa Fungsi dari Stratifikasi Sosial
Pada umumnya orang beranggapann bahwa stratifikasi sosial menghambat kemajuan masyarakat/individu. Sebenarnya stratifikasi sosial mempunyai juga beberapa keuntungan. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore, fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial ialah sebagi berikut:
a. Stratifkasi sosial menjelaskan kepada seseorang “tempat”nya dalam masyarakat sesuai dengan pekerjaan, menjelaskan kepadanya bagaimana ia harus menjalankannya dan sehubungan dengan tugasnya menjalankan apa dan bagaimana efek serta umbangannya kepada masyarakatnya.
b. Karena peranan dari setiap tugas dalam setiap masyarakat berbeda-beda dengan seringkali adanya tugas yang kurang dianggap penting oleh masyarakat (karena beberapa pekerjaan meminta pendidikan dan keahlian terlebih dahulu) maka berdasarkan perbedaan persyaratan dan tuntutan atas prestasi kerja, masyarakat biasanya memberi imbalan kepada yang melaksanakan tugas dengan baik dan sebaliknnya “menghukum” yang tidak atau kurang baik. Dengan sendirinya terjadilah distribusi penghargaan, hal mana menghasilkan dengan sendirinya pembentukan stratifikasi sosial.
c. Penghargaan yang diberikan biasanya bersifat ekonomik, berupa pemberian status sosial atau fasilitas-fasilitas yang karena distribusinya berbeda (sesuai dengan pemenuhan persyaratan dan penilaian terhadap pelaksanaan tugas) membentuk struktur sosial.
Beberapa pendapat mengenai fungsi stratifkasi sosial menurut para ahli yan g lain, antara lain:
 Karl Marx dan Max Weber
Menumbuhkan persaingan untuk mendapatkkan dan mempertahankan kekayaan, kekuasaan, dan prestise yang umlahnya sangat terbatas
 Joseph Schumppater
Stratifikasi sosial berfungsi menyediakan masyarakat denagn keperluan yang nyata
 Soerjono Soekanto
Menurutnya, stratifikasi sosial mempunyai fungsi memberikan fasilitas-fasilitas hidup tertentu bagi anggotanya dan membentuk gaya serta tingkah laku hidup masinng-masing warganya (life styl



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah social stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kalas secara bertingkat. Adanya ssistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untu mengejar suatu tujuan bersama. Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup dan dapat pula terbuka. Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan adalah ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Secar prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelas, yaitu yang ekonomis, politis dan yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Umumnya, ketiga bentuk pokok tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan lainnya, dimana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi.



















DAFTAR PUSTAKA



Soekanto, soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Susanto, Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta:Bina Cipta.
www.google.com
www.wikipedia.com

No comments:

Post a Comment